Apa yang anda lakukan
kalau suatu saat uang anda dibawa kabur orang atau anda ditipu orang sehingga
anda rugi dan lebih sial lagi kita tidak mengetahui siapa yang mencuri uang
kita. Mungkin salah satu dari kita pernah mengalami hal seperti itu,
mengalami kesialan hal yang diluar dugaan kita. Kesal, marah kemudian
timbul benci bahkan dendam kepada orang yang membuat kita rugi, kalau perlu
kita sumpahi dia agar celaka sehingga tidak bisa menggunakan uang yang
dia ambil adalah sikap yang umum dari orang yang mengalami perlakuan tidak
menyenangkan.
Itulah yang
membedakan orang awam dengan orang khusus dalam hal ini wali Allah atau
orang-orang yang telah dekat dengan Allah, mereka tidak pernah mendoakan orang
dengan doa buruk bahkan untuk musuh sekalipun karena mereka tahu segala sesuatu
terjadi atas izin dan kehendak Allah. Bahkan ketika harta mereka diambil, rasa
syukur mereka kepada Allah menjadi bertambah.
Suatu hari sepeda
motor milik Guru saya yang biasa dipakai murid Beliau untuk memudahkan urusan
sehari-hari dicuri orang. Dengan rasa takut dan was was si murid melaporkan
kejadian itu kepada Guru. Dalam hatinya mengatakan pasti Guru memarahi dia
bahkan bisa jadi dia akan di usir dari rumah Gurunya. Ketika dia melaporkan
tentang kehilangan sepeda motor, diluar dugaan Gurunya malah tersenyum dan
mengatakan kepada muridnya, “Tidak usah kamu khawatir, janji Allah setiap
segala sesuatu yang diambil akan diberi ganti dengan yang lebih baik bahkan
kalau kurang akan ditambah oleh Allah”.
Sikap yang dimiliki
oleh seorang Wali Allah itu perlu kita teladani sehingga kita tetap dalam
kondisi bahagia, senang, tenang walaupun hal yang terburuk menimpa hidup kita.
Kisah menarik tentang
kehilangan uang dialami oleh ‘Abdullah ibn Mas’ud seorang sahabat Nabi
yang terkenal. Ia memang bukan sahabat biasa. Ia juga seorang ulama.
Tentangnya, Rasulullah saw pernah berkata : “Sesungguhnya kaki (
Ibnu Mas’ud ) di timbangan Allah pada hari kiamat itu jauh lebih berat daripada
gunung Uhud.”Bagaimanakah
gerangan perilaku beliau sehingga mendapatkan karunia itu ? Inilah salah satu
di antaranya…
Suatu hari, beliau pergi ke pasar dengan membawa beberapa keping dirham untuk membeli sedikit makanan. Tanpa diduga, ada seorang pencuri yang mencuri dirham-dirham itu. Orang-orang yang mengenal ‘Abdullah ibn Mas’ud lalu mendoakan kesialan untuk pencuri itu. Namun beliau justru mengatakan : “Kalian jangan mendoakan kesialan untuknya. Akulah pemilik dirham-dirham itu, aku akan berdoa untuknya, dan harap kalian mau mengaminkan doaku…”
Beliau kemudian berdoa : “Ya Allah ! Bila engkau mengetahui bahwa orang yang mencuri dirhamku adalah orang berhajat padanya, maka berkahilah ia dengan dirham itu, dan bila Engkau mengetahui bahwa ia sebenarnya tidak berhajat padanya, maka Ya Allah ! Jadikanlah ini sebagai kemaksiatan terakhir yang ia lakukan dalam hidupnya.”
Suatu hari, beliau pergi ke pasar dengan membawa beberapa keping dirham untuk membeli sedikit makanan. Tanpa diduga, ada seorang pencuri yang mencuri dirham-dirham itu. Orang-orang yang mengenal ‘Abdullah ibn Mas’ud lalu mendoakan kesialan untuk pencuri itu. Namun beliau justru mengatakan : “Kalian jangan mendoakan kesialan untuknya. Akulah pemilik dirham-dirham itu, aku akan berdoa untuknya, dan harap kalian mau mengaminkan doaku…”
Beliau kemudian berdoa : “Ya Allah ! Bila engkau mengetahui bahwa orang yang mencuri dirhamku adalah orang berhajat padanya, maka berkahilah ia dengan dirham itu, dan bila Engkau mengetahui bahwa ia sebenarnya tidak berhajat padanya, maka Ya Allah ! Jadikanlah ini sebagai kemaksiatan terakhir yang ia lakukan dalam hidupnya.”